Wirausaha Sosial - Solusi Kemiskinan di Indonesia : Kewirausahaan Sosial

Wirausaha Sosial - Kondisi perekonomian nasional dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan yang berarti. Bahkan, di tengah laju perlambatan ekonomi dunia, dan disaat negara lain mengalami resesi ekonomi akibat krisis ekonomi overall yang diawali di Amerika Serikat dan menjalar ke Eropa, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir terus berada di angka 6 % per tahun. 

Pertumbuhan ekonomi yang besar tersebut, tidak lepas dari daya beli konsumsi dalam negeri yang besar dan jumlah masyarakat berpenghasilan menengah yang semakin meningkat. Melalui pendapatan masyarakat yang besar tersebut, tentunya menjadi potensi tersendiri bagi para monetary expert untuk menanamkan modalnya, maupun masyarakat umum yang mulai banyak yang melirik peluang berusaha. Saat ini, gaung untuk menjadi pengusaha telah menjadi tren di masyarakat. Enterpreneurship atau kewirausahaan menjadi istilah yang seringkali didengar di kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini.


Wirausaha Sosial - Kewirausahaan Sosial: Solusi Kemiskinan di Indonesia Terbaru

Dampak positif dari menjamurnya enterpreneurship adalah terciptanya lapangan kerja baru, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan meningkatnya daya saing. Berbagai usaha dan bisnis baru bermunculan bak cendawan di musim hujan. Namun demikian, persaingan bisnis yang begitu ketat, membuat sebagian pengusaha mengabaikan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Pasalnya, angka pengangguran dan kemiskinan masih terbilang tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat. Jumlah pengangguran pada tahun 2012 mencapai 7,6 juta orang, dan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang (11,96 persen). 

Melihat tren yang ada, tercipta penurunan jumlah pengangguran dan jumlah penduduk miskin setiap tahunnya. Namun demikian, penurunan yang terjadi berjalan lambat. Salah satu penyebabnya adalah geliat kewirausahaan yang kurang memiliki kebermanfaatan dan nilai sosial bagi masyarakat banyak. Kewirausahaan yang berjalan selama ini hanya mampu menciptakan lapangan kerja dan menciptakan hubungan dua arah (pengusaha dan pekerja). Masyarakat hanya sekedar menjadi objek menjadi pelanggan atau konsumen. 

Wirausaha Sosial - Kewirausahaan Sosial: Solusi Kemiskinan di Indonesia Terbaru

Wirausaha Sosial Sebagai Sosial Kewirausahaan sosial dinilai sebagai solusi dalam upaya mempercepat penurunan angka pengangguran dan kemiskinan. Hal ini tak lain karena kewirausahaan sosial menawarkan kelebihan manfaat dari sekedar menciptakan lapangan kerja. Kewirausahaan sosial memiliki kebermanfaatan yang luas karena wirausahawan bukan hanya berhadapan kepada karyawan yang menjadi mitra kerja tetapi juga masyarakat luas. 

Kewirausahaan Sosial atau Social Enterpreneurship merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Orang yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial disebut Social Entrepreneur. Santosa (2007)mendefinisikan Social enterpreneur sebagai seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan kewirausahaanuntuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (direction and human administrations). Wirausahaan Sosial menitikberatkan usahanya sejak awal dengan melibatkan masyarakat dengan memberdayakan masyarakat kurang mampu secara finansial maupun keterampilan untuk secara bersama-sama menggerakkan usahanya agar menghasilkan keuntungan, dan kemudian hasil usaha atau keuntungannya dikembalikan kembali ke masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya.

Wirausaha Sosial - Kewirausahaan Sosial : Solusi Kemiskinan di Indonesia

Wirausaha Sosial - Kondisi perekonomian nasional dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan yang berarti. Bahkan, di tengah laju perlambatan ekonomi dunia, dan disaat negara lain mengalami resesi ekonomi akibat krisis ekonomi overall yang diawali di Amerika Serikat dan menjalar ke Eropa, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir terus berada di angka 6 % per tahun. 

Pertumbuhan ekonomi yang besar tersebut, tidak lepas dari daya beli konsumsi dalam negeri yang besar dan jumlah masyarakat berpenghasilan menengah yang semakin meningkat. Melalui pendapatan masyarakat yang besar tersebut, tentunya menjadi potensi tersendiri bagi para monetary expert untuk menanamkan modalnya, maupun masyarakat umum yang mulai banyak yang melirik peluang berusaha. Saat ini, gaung untuk menjadi pengusaha telah menjadi tren di masyarakat. Enterpreneurship atau kewirausahaan menjadi istilah yang seringkali didengar di kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini.

Wirausaha Sosial - Kewirausahaan Sosial: Solusi Kemiskinan di Indonesia Terbaru

Dampak positif dari menjamurnya enterpreneurship adalah terciptanya lapangan kerja baru, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan meningkatnya daya saing. Berbagai usaha dan bisnis baru bermunculan bak cendawan di musim hujan. Namun demikian, persaingan bisnis yang begitu ketat, membuat sebagian pengusaha mengabaikan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Pasalnya, angka pengangguran dan kemiskinan masih terbilang tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat. Jumlah pengangguran pada tahun 2012 mencapai 7,6 juta orang, dan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang (11,96 persen). 

Melihat tren yang ada, tercipta penurunan jumlah pengangguran dan jumlah penduduk miskin setiap tahunnya. Namun demikian, penurunan yang terjadi berjalan lambat. Salah satu penyebabnya adalah geliat kewirausahaan yang kurang memiliki kebermanfaatan dan nilai sosial bagi masyarakat banyak. Kewirausahaan yang berjalan selama ini hanya mampu menciptakan lapangan kerja dan menciptakan hubungan dua arah (pengusaha dan pekerja). Masyarakat hanya sekedar menjadi objek menjadi pelanggan atau konsumen. 

Wirausaha Sosial - Kewirausahaan Sosial: Solusi Kemiskinan di Indonesia Terbaru

Wirausaha Sosial Sebagai Sosial Kewirausahaan sosial dinilai sebagai solusi dalam upaya mempercepat penurunan angka pengangguran dan kemiskinan. Hal ini tak lain karena kewirausahaan sosial menawarkan kelebihan manfaat dari sekedar menciptakan lapangan kerja. Kewirausahaan sosial memiliki kebermanfaatan yang luas karena wirausahawan bukan hanya berhadapan kepada karyawan yang menjadi mitra kerja tetapi juga masyarakat luas. 

Kewirausahaan Sosial atau Social Enterpreneurship merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Orang yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial disebut Social Entrepreneur. Santosa (2007)mendefinisikan Social enterpreneur sebagai seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan kewirausahaanuntuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (direction and human administrations). Wirausahaan Sosial menitikberatkan usahanya sejak awal dengan melibatkan masyarakat dengan memberdayakan masyarakat kurang mampu secara finansial maupun keterampilan untuk secara bersama-sama menggerakkan usahanya agar menghasilkan keuntungan, dan kemudian hasil usaha atau keuntungannya dikembalikan kembali ke masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya.

Tokoh Inspirasi Indonesia Khususnya Untuk Kaum Wanita Yaitu Restu Anggraini

Wirausaha Kekinian - Siapa yang menyangka 10 tahun yang lalu kalau form muslim Indonesia bakalan menjadi drift dan bisa berlenggok di panggung runway internasional? Seorang desainer bernama Restu Anggraini telah berhasil membuktikannya. Karena pada bulan Maret 2015 yang lalu, Restu Anggraini berhasil menampilkan karya desainnya di panggung runway Mercedes Benz Fashion Week Tokyo 2015. 

Awalnya, perempuan lulusan Esmod ini pertama kali meluncurkan name "Restu Anggraini" di tahun 2011 untuk style furnish hijab yang savvy easygoing, dan name ETU untuk equip hijab yang lebih premium. Style rancangannya yang straightforward dengan potongan yang tense quip menjadi favorit perempuan-perempuan muda yang ingin memakai hijab namun dengan style yang lebih current.

 

Profil Wirausaha Sukses, Restu akan terus berkreasi dengan rancangannya dan memasukkan unsur-unsur sentuhan Indonesia ke dalamnya. Ia akan terus mengembangkan mold muslim Indonesia lebih bagus lagi agar bisa bersaing di dunia internasional, dan menjadikan Indonesia sebagai kiblat design muslim dunia. 

Perempuan Indonesia sudah banyak yang berprestasi dan memegang peran penting di dunia bisnis atau play on words pemerintahan. Namun berapa banyak sih perempuan Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia lewat energy nya? Semoga Restu Anggraini bisa menjadi tokoh inspiratif bagi para perempuan Indonesia untuk terus berkarya.

Restu Anggraini Menjadi Tokoh Inspirasi Indonesia Khususnya Untuk Kaum Wanita

Wirausaha Kekinian - Siapa yang menyangka 10 tahun yang lalu kalau mold muslim Indonesia bakalan menjadi drift dan bisa berlenggok di panggung runway internasional? Seorang desainer bernama Restu Anggraini telah berhasil membuktikannya. Karena pada bulan Maret 2015 yang lalu, Restu Anggraini berhasil menampilkan karya desainnya di panggung runway Mercedes Benz Fashion Week Tokyo 2015. 

Awalnya, perempuan lulusan Esmod ini pertama kali meluncurkan mark "Restu Anggraini" di tahun 2011 untuk style furnish hijab yang savvy easygoing, dan name ETU untuk equip hijab yang lebih premium. Style rancangannya yang straightforward dengan potongan yang restless play on words menjadi favorit perempuan-perempuan muda yang ingin memakai hijab namun dengan style yang lebih advanced.


Tokoh Inspirasi Indonesia, Restu akan terus berkreasi dengan rancangannya dan memasukkan unsur-unsur sentuhan Indonesia ke dalamnya. Ia akan terus mengembangkan form muslim Indonesia lebih bagus lagi agar bisa bersaing di dunia internasional, dan menjadikan Indonesia sebagai kiblat design muslim dunia. 

Perempuan Indonesia sudah banyak yang berprestasi dan memegang peran penting di dunia bisnis atau play on words pemerintahan. Namun berapa banyak sih perempuan Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia lewat enthusiasm nya? Semoga Restu Anggraini bisa menjadi tokoh inspiratif bagi para perempuan Indonesia untuk terus berkarya.

Profil Wirausaha Sukses Beserta Biografi Sukanto Tanoto

Wirausaha Kekinian - Sukanto Tanoto yang terlahir dengan nama Tan Kang Hoo merupakan seorang pengusaha atau konglomerat sukses asal Indonesia yang pada tahun 2006 di tasbihkan oleh majalah Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia, ia memimpin perusahaan yang bernama PT Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura yang usahanya di berbagai sektor terutama disektor kertas dan kelapa sawit sehingga Sukanto Tanoto dijuluki sebagai Si Raja Kertas dan Kelapa Sawit. 

Ia merupakan salah satu pengusaha yang berhasil berinvestasi di lebih dari sepuluh negara di Dunia. Sukanto Tanoto dilahirkan di Belawan, Sumatera Utara, 25 Desember 1949. Ia mengenyam pendidikan SD di Belawan pada tahun 1960 dan kemudian Masuk SMP di medan pada tahun 1963. Pada usia 12 tahun Sukanto Tanoto sudah gemar membaca apa saja, termasuk buku tentang revolusi Amerika dan Perang Dunia.


Profil Wirausaha Sukses Sukanto Tanoto mengaku sosoknya mirip ibunya yaitu tegas dan keras. Pernah suatu ketika Sukanto kecil ngeluyur pergi ke tepi laut. Waktu pulang, ditanya oleh ibunya, jawabnya mengarang-ngarang, Sukanto kecil dipukuli pakai rotan. "Saya withering banyak makan rotan," kenangnya tentang sosok sang ibu. Tapi, dengan sifat keras dan tegas, termasuk dalam hal berbisnis, ia bisa menjadi salah seorang pengusaha papan atas Indonesia, memimpin sejumlah perusahaan di bawah grup Raja Garuda Mas Internasional. 

Sukanto Tanoto bercita-cita jadi dokter. "Kalau dulu saya meneruskan ke fakultas kedokteran, saya jadi dokter," ujarnya. Karena obsesi itulah, sampai 1973-1974, ia masih senang pakai nama dokter Sukanto. Tapi, saat baru 18 tahun, ayahnya, Amin Tanoto, sakit stroke. Sulung dari tujuh bersaudara ini lalu mengambil alih tanggung jawab keluarga: meneruskan usaha orangtua berjualan minyak, bensin, dan peralatan mobil. 

Pekerjaan yang tak asing baginya karena sepulang sekolah ia biasa membantu orangtuanya sambil membaca buku. Dan, dari situ Sukanto assumed name Tan Kang Hoo pertama kali belajar keterampilan bisnis, termasuk menerima kenyataan dan tidak menyerah dalam keadaan apa play on words, serta mencari solusi. 

Pindah dari kota kelahirannya, Belawan, Sumatra Utara, ke Medan, ia juga berdagang onderdil mobil, lalu mengubah usaha itu menjadi general contractual worker and provider. Suatu ketika, datang Sjam, seorang pejabat Pertamina dari Aceh. "Waktu itu saya tidak tahu kalau dia pejabat," kenang Sukanto. Ditawari kerja sama pekerjaan kontraktor, "Ya, mau-mau saja, wong saya masih muda," ujarnya. 

Tak disia-diakan kesempatan itu, di Pangkalan Brandan, Sumatra Utara, Sukanto membangun rumah, memasang AC, pipa, traktor, dan membuat lapangan golf di Prapat. "Itulah specialized school saya," katanya. Untuk mencari bahan bangunan, ia sampai pergi Sumbawa, Lampung, pada usia 20 tahun. 

Pandai melihat peluang, waktu impor kayu lapis dari Singapura menghilang di pasaran, di Medan ia mendirikan perusahaan kayu, CV Karya Pelita, 1972. "Negara kita kaya kayu, mengapa kita mengimpor kayu lapis" ujarnya. "Saya itu pioner," katanya. Di saat orang lain belum membuat kayu lapis, ia memproduksi kayu lapis dan mengubah nama perusahaannya menjadi PT Raja Garuda Mas (RGM), dengan ia sebagai direktur utama, 1973. Kayu lapis bermerek Polyplex itu diimpor ke berbagai negara Pasaran Bersama Eropa, Inggris, dan Timur Tengah. 

"Technique rivalry saya itu satu dua step sebelum orang mengerjakannya," ungkapnya. Ketika belum ada orang membuka perkebunan swasta besar-besaran, walaupun waktu itu sudah ada perkebunan asing, di Sumatra, Sukanto membuka perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran. 

"Setelah itu baru kita bikin Indorayon," tuturnya. PT Inti Indorayon Utama (IIU) yang bergerak di bidang reforestation menghasilkan mash, kertas, dan rayon, serta mampu memasok bibit unggul pohon pembuat mash di dalam negeri. Kehadiran IIU sempat ditentang masyarakat dan aktivis lingkungan hidup. Karena, ditengarai, Danau Toba tercemar berat oleh limbah mash. Akibatnya, IIU sempat ditutup. 

Tapi, Sukanto memetik hikmahnya: belajar dari kesalahan, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. "Apa yang saya pelajari dari situ (Indorayon), lalu saya pakai di Riau," ujarnya. Di Riau, ia membuka Hutan Tanaman Industri dan mendirikan pabrik mash yang konon terbesar di dunia, PT Riau Pulp. Mulai berdiri 1995, karena krisis, baru jadi pada 2001. 

Di sekitar pabriknya, bersama lembaga swadaya masyarakat, Sukanto membuat program group advancement untuk penduduk setempat.

Biografi Sukanto Tanoto - Profil Wirausaha Sukses

Wirausaha Kekinian - Sukanto Tanoto yang terlahir dengan nama Tan Kang Hoo merupakan seorang pengusaha atau konglomerat sukses asal Indonesia yang pada tahun 2006 di tasbihkan oleh majalah Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia, ia memimpin perusahaan yang bernama PT Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura yang usahanya di berbagai sektor terutama disektor kertas dan kelapa sawit sehingga Sukanto Tanoto dijuluki sebagai Si Raja Kertas dan Kelapa Sawit. 

Ia merupakan salah satu pengusaha yang berhasil berinvestasi di lebih dari sepuluh negara di Dunia. Sukanto Tanoto dilahirkan di Belawan, Sumatera Utara, 25 Desember 1949. Ia mengenyam pendidikan SD di Belawan pada tahun 1960 dan kemudian Masuk SMP di medan pada tahun 1963. Pada usia 12 tahun Sukanto Tanoto sudah gemar membaca apa saja, termasuk buku tentang revolusi Amerika dan Perang Dunia.


Sukanto Tanoto mengaku sosoknya mirip ibunya yaitu tegas dan keras. Pernah suatu ketika Sukanto kecil ngeluyur pergi ke tepi laut. Waktu pulang, ditanya oleh ibunya, jawabnya mengarang-ngarang, Sukanto kecil dipukuli pakai rotan. "Saya withering banyak makan rotan," kenangnya tentang sosok sang ibu. Tapi, dengan sifat keras dan tegas, termasuk dalam hal berbisnis, ia bisa menjadi salah seorang pengusaha papan atas Indonesia, memimpin sejumlah perusahaan di bawah grup Raja Garuda Mas Internasional. 

Profil Wirausaha Sukses Sukanto Tanoto bercita-cita jadi dokter. "Kalau dulu saya meneruskan ke fakultas kedokteran, saya jadi dokter," ujarnya. Karena obsesi itulah, sampai 1973-1974, ia masih senang pakai nama dokter Sukanto. Tapi, saat baru 18 tahun, ayahnya, Amin Tanoto, sakit stroke. Sulung dari tujuh bersaudara ini lalu mengambil alih tanggung jawab keluarga: meneruskan usaha orangtua berjualan minyak, bensin, dan peralatan mobil. 

Pekerjaan yang tak asing baginya karena sepulang sekolah ia biasa membantu orangtuanya sambil membaca buku. Dan, dari situ Sukanto false name Tan Kang Hoo pertama kali belajar keterampilan bisnis, termasuk menerima kenyataan dan tidak menyerah dalam keadaan apa play on words, serta mencari solusi. 

Pindah dari kota kelahirannya, Belawan, Sumatra Utara, ke Medan, ia juga berdagang onderdil mobil, lalu mengubah usaha itu menjadi general contractual worker and provider. Suatu ketika, datang Sjam, seorang pejabat Pertamina dari Aceh. "Waktu itu saya tidak tahu kalau dia pejabat," kenang Sukanto. Ditawari kerja sama pekerjaan kontraktor, "Ya, mau-mau saja, wong saya masih muda," ujarnya. 

Tak disia-diakan kesempatan itu, di Pangkalan Brandan, Sumatra Utara, Sukanto membangun rumah, memasang AC, pipa, traktor, dan membuat lapangan golf di Prapat. "Itulah specialized school saya," katanya. Untuk mencari bahan bangunan, ia sampai pergi Sumbawa, Lampung, pada usia 20 tahun. 

Pandai melihat peluang, waktu impor kayu lapis dari Singapura menghilang di pasaran, di Medan ia mendirikan perusahaan kayu, CV Karya Pelita, 1972. "Negara kita kaya kayu, mengapa kita mengimpor kayu lapis" ujarnya. "Saya itu pioner," katanya. Di saat orang lain belum membuat kayu lapis, ia memproduksi kayu lapis dan mengubah nama perusahaannya menjadi PT Raja Garuda Mas (RGM), dengan ia sebagai direktur utama, 1973. Kayu lapis bermerek Polyplex itu diimpor ke berbagai negara Pasaran Bersama Eropa, Inggris, dan Timur Tengah. 

"Procedure rivalry saya itu satu dua step sebelum orang mengerjakannya," ungkapnya. Ketika belum ada orang membuka perkebunan swasta besar-besaran, walaupun waktu itu sudah ada perkebunan asing, di Sumatra, Sukanto membuka perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran. 

"Setelah itu baru kita bikin Indorayon," tuturnya. PT Inti Indorayon Utama (IIU) yang bergerak di bidang reforestation menghasilkan mash, kertas, dan rayon, serta mampu memasok bibit unggul pohon pembuat mash di dalam negeri. Kehadiran IIU sempat ditentang masyarakat dan aktivis lingkungan hidup. Karena, ditengarai, Danau Toba tercemar berat oleh limbah mash. Akibatnya, IIU sempat ditutup. 

Tapi, Sukanto memetik hikmahnya: belajar dari kesalahan, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. "Apa yang saya pelajari dari situ (Indorayon), lalu saya pakai di Riau," ujarnya. Di Riau, ia membuka Hutan Tanaman Industri dan mendirikan pabrik mash yang konon terbesar di dunia, PT Riau Pulp. Mulai berdiri 1995, karena krisis, baru jadi pada 2001. 

Di sekitar pabriknya, bersama lembaga swadaya masyarakat, Sukanto membuat program group advancement untuk penduduk setempat.

Bisnis Kerupuk Beromset 90 Juta/Bulan Wirausaha Sukses Ini Menjadi Terkenal

Wirausaha Kekinian - Kedengarannya Aneh jika kita belum pernah dengar yang namanya "Kerupuk Padang Pasir". Sebutan kerupuk Padang pasir sangat beralasan karena compositions penggorengannya yang dilakukan dengan menggunakan media pasir halus 

Bambang Suparno (49), warga Dusun Jeruk, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ini patut diacungi jempol. Dari usahanya berdagang kerupuk goreng pasir, mantan buruh migran ini dapat mengantongi omzet hingga Rp 90 juta per bulan.


Pekerjaan yang dilakukan Bambang adalah menggoreng kerupuk tanpa minyak. Ia mengganti minyak goreng dengan pasir halus hasil penyaringan. Dengan bantuan pengapian, kerupuk tetap mekar. Cara penggorengan inilah yang membuat jenis kerupuk ini disebut kerupuk padang pasir. 

Wirausaha Sukses menjual kerupuk yang digoreng dengan teknik ini rasanya akan sedikit berbeda jika dibandingkan dengan yang menggunakan minyak goreng. Kelebihan lain adalah rendah kolesterol dan tentu saja lebih hemat dalam menekan biaya produksi. Bahkan, risiko untuk melempem dapat ditekan karena dapat didaur ulang. 

Varian rasanya juga bernacam-macam. Setidaknya ada tujuh rasa yang dibuat oleh pria yang memulai usahanya sejak tahun 2001 ini. Ada rasa pedas, manis, pedas manis, terasi, rujak, seledri, bawang, serta ubi. Pemberian rasa dilakukan dengan dua cara, yaitu bumbu dicampur dengan kerupuk sebelum digoreng atau dicampur setelah digoreng. 

Kerupuk yang selesai digoreng kemudian dikemas dalam plastik ukuran setengah kilogram dan panjang 30-40 sentimeter. Setiap bungkus ukuran besar ia jual seharga Rp 1.000-Rp 2.500. Tiap rasa juga memengaruhi harga. 

Kerupuk yang sudah dikemas kemudian dikirim kepada agennya yang tersebar di beberapa kota, seperti Kediri, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Bojonegoro, Tuban, Ngawi, Malang, dan Sidoarjo. Agen tersebut adalah pedagang di pusat oleh-oleh di kota masing-masing. 

Bisnis Kerupuk Padang Pasir1Bambang termasuk pengusaha yang ulet dalam bekerja. Untuk usahanya itu, ia hanya mempekerjakan empat tenaga pria yang bertugas mulai dari menjemur kerupuk hingga menggoreng. Pengemasan dilakukan oleh istri dan enam anaknya serta beberapa tenaga borongan yang juga para tetangganya. 

"Kalau saya sendiri bertugas di pengaturan serta pengiriman barang ke kota-kota," kata pemilik usaha penggorengan kerupuk padang pasir dengan merek Arofah ini, Senin (4/6/2012). Perkembangan usahanya lumayan bagus. Pada awal memulainya, ia hanya memproduksi 30 kilogram kerupuk dan itu play on words untuk beberapa hari. Karena permintaan yang selalu ada, ia terus terpacu untuk mengembangkan usahanya sehingga kini produksi per hari mencapai 2,5 kuintal. 

"Kalau tentang omzet begini saja, harga bahan kerupuknya per kilo Rp.12.000, lalu kalikan 250 kilogram, dikali lagi selama 30 hari. Berapa itu hasilnya, silakan dikira-kira sendiri," ungkapnya. 

Menemukan jenis usaha ini bukanlah jalan yang mudah baginya. Beberapa profesi pernah ia jalani, mulai dari kuli bangunan di negeri seberang hingga penjual bakso keliling. Pernah pula ia hendak berdagang oli pelumas sesuai ajakan rekannya, tetapi urung dilakukan karena khawatir dengan risikonya. 

"Saya berjualan kerupuk karena melihat saudara saya ada di bidang ini. Setelah saya pelajari, saya menjadi yakin sehingga saya ikut terjun," tutur Bambang sambil mengingat masa lalunya.

Wirausaha Sukses Bisnis Kerupuk Padang Pasir Omset 90 juta/bulan

Wirausaha Kekinian - Kedengarannya Aneh jika kita belum pernah dengar yang namanya "Kerupuk Padang Pasir". Sebutan kerupuk Padang pasir sangat beralasan karena expositions penggorengannya yang dilakukan dengan menggunakan media pasir halus 

Bambang Suparno (49), warga Dusun Jeruk, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ini patut diacungi jempol. Dari usahanya berdagang kerupuk goreng pasir, mantan buruh migran ini dapat mengantongi omzet hingga Rp 90 juta per bulan. 

Pekerjaan yang dilakukan Bambang adalah menggoreng kerupuk tanpa minyak. Ia mengganti minyak goreng dengan pasir halus hasil penyaringan. Dengan bantuan pengapian, kerupuk tetap mekar. Cara penggorengan inilah yang membuat jenis kerupuk ini disebut kerupuk padang pasir.


Wirausaha Sukses ini berdagang menjual kerupuk yang digoreng dengan teknik ini rasanya akan sedikit berbeda jika dibandingkan dengan yang menggunakan minyak goreng. Kelebihan lain adalah rendah kolesterol dan tentu saja lebih hemat dalam menekan biaya produksi. Bahkan, risiko untuk melempem dapat ditekan karena dapat didaur ulang. 

Varian rasanya juga bernacam-macam. Setidaknya ada tujuh rasa yang dibuat oleh pria yang memulai usahanya sejak tahun 2001 ini. Ada rasa pedas, manis, pedas manis, terasi, rujak, seledri, bawang, serta ubi. Pemberian rasa dilakukan dengan dua cara, yaitu bumbu dicampur dengan kerupuk sebelum digoreng atau dicampur setelah digoreng. 

Kerupuk yang selesai digoreng kemudian dikemas dalam plastik ukuran setengah kilogram dan panjang 30-40 sentimeter. Setiap bungkus ukuran besar ia jual seharga Rp 1.000-Rp 2.500. Tiap rasa juga memengaruhi harga. 

Kerupuk yang sudah dikemas kemudian dikirim kepada agennya yang tersebar di beberapa kota, seperti Kediri, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Bojonegoro, Tuban, Ngawi, Malang, dan Sidoarjo. Agen tersebut adalah pedagang di pusat oleh-oleh di kota masing-masing. 

Bisnis Kerupuk Padang Pasir1Bambang termasuk pengusaha yang ulet dalam bekerja. Untuk usahanya itu, ia hanya mempekerjakan empat tenaga pria yang bertugas mulai dari menjemur kerupuk hingga menggoreng. Pengemasan dilakukan oleh istri dan enam anaknya serta beberapa tenaga borongan yang juga para tetangganya. 

"Kalau saya sendiri bertugas di pengaturan serta pengiriman barang ke kota-kota," kata pemilik usaha penggorengan kerupuk padang pasir dengan merek Arofah ini, Senin (4/6/2012). Perkembangan usahanya lumayan bagus. Pada awal memulainya, ia hanya memproduksi 30 kilogram kerupuk dan itu joke untuk beberapa hari. Karena permintaan yang selalu ada, ia terus terpacu untuk mengembangkan usahanya sehingga kini produksi per hari mencapai 2,5 kuintal. 

"Kalau tentang omzet begini saja, harga bahan kerupuknya per kilo Rp.12.000, lalu kalikan 250 kilogram, dikali lagi selama 30 hari. Berapa itu hasilnya, silakan dikira-kira sendiri," ungkapnya. 

Menemukan jenis usaha ini bukanlah jalan yang mudah baginya. Beberapa profesi pernah ia jalani, mulai dari kuli bangunan di negeri seberang hingga penjual bakso keliling. Pernah pula ia hendak berdagang oli pelumas sesuai ajakan rekannya, tetapi urung dilakukan karena khawatir dengan risikonya. 

"Saya berjualan kerupuk karena melihat saudara saya ada di bidang ini. Setelah saya pelajari, saya menjadi yakin sehingga saya ikut terjun," tutur Bambang sambil mengingat masa lalunya.

Manfaat Menjadi Wirausaha Sosial

Wirausaha Kekinian - Wirausahawan sosial adalah individu yeng memiliki solusi inovatif untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat. Mereka sangat ambisius dan pantang menyerah, menangani masalah sosial yang besar dan menawarkan ide-ide baru untuk membawa perubahan yang lebih luas.

Wirausahawan sosial berfokus pada kondisi dimana sektor sosial yang seharusnya berjalan belum bekerja dengan baik, dan memecahkan permasalahan tersebut dengan cara mengubah sistem, menawarkan solusi dan mengajak masyarakat untuk melakukan lompatan baru dalam menghadapi permasalahan mereka.


Wirausahawan sosial selalu memiliki ide-ide baru, dan mendedikasikan kehidupan mereka untuk melakukan perubahan pada kondisi sosial mereka. Mereka memiliki pandangan yang jauh kedepan dengan tujuan akhir yang jelas, berfokus pada implementasi praktis untuk mewujudkan visi mereka.

Setiap wirausahawan sosial memberikan ide-ide yang mudah dipahami dan mudah dilakukan, memiliki etika, dan melibatkan masyarakat setempat untuk merealisasikan kegiatan mereka, beride bersama dalam mewujudkan ide tersebut.

Dengan kata lain, wirausahawan sosial adalah orang yang melibatkan komunitas setempat untuk terlibat dan melakukan perubahan bagi kehidupan mereka. Selama dua dekade terakhir, sektor warga telah menemukan bentuk sektor bisnis yang telah dipelajari sejak lama: Tidak ada yang sehebat ide baru di tangan seorang pengusaha kelas satu.

Apa itu Wirausaha Sosial?

Wirausaha Kekinian - Wirausahawan sosial adalah individu yeng memiliki solusi inovatif untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat. Mereka sangat ambisius dan pantang menyerah, menangani masalah sosial yang besar dan menawarkan ide-ide baru untuk membawa perubahan yang lebih luas. 

Wirausahawan sosial berfokus pada kondisi dimana sektor sosial yang seharusnya berjalan belum bekerja dengan baik, dan memecahkan permasalahan tersebut dengan cara mengubah sistem, menawarkan solusi dan mengajak masyarakat untuk melakukan lompatan baru dalam menghadapi permasalahan mereka.


Wirausahawan sosial selalu memiliki ide-ide baru, dan mendedikasikan kehidupan mereka untuk melakukan perubahan pada kondisi sosial mereka. Mereka memiliki pandangan yang jauh kedepan dengan tujuan akhir yang jelas, berfokus pada implementasi praktis untuk mewujudkan visi mereka. 

Setiap wirausahawan sosial memberikan ide-ide yang mudah dipahami dan mudah dilakukan, memiliki etika, dan melibatkan masyarakat setempat untuk merealisasikan kegiatan mereka, beride bersama dalam mewujudkan ide tersebut. 

Dengan kata lain, wirausahawan sosial adalah orang yang melibatkan komunitas setempat untuk terlibat dan melakukan perubahan bagi kehidupan mereka. Selama dua dekade terakhir, sektor warga telah menemukan bentuk sektor bisnis yang telah dipelajari sejak lama: Tidak ada yang sehebat ide baru di tangan seorang pengusaha kelas satu.

Tokoh Inspirasi Indonesia Yang Sukses Tanpa Ijazah Adalah Andrie Wongso

Wirausaha Kekinian - Di antara inspiration yang terkemuka dewasa ini, Andrie Wongso jadi satu tokoh dengan pengalaman hidup yang penuh inspirasi. Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. 

Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Masa kecil hingga remajanya play on words kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar. 

Di usia 22 tahun, Andrie merantau ke Jakarta. Pekerjaan awalnya sebagai sales representative produk sabun. Sempat juga menjadi pelayan toko.


Jalur nasibnya berubah saat ia melamar sebagai bintang film dan diterima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong, dengan kontrak kerja selama 3 tahun. Tahun 1980, untuk pertama kalinya Andrie ke luar negeri. Setelah melewati 3 tahun merasakan suka dukanya bermain film di Taiwan, Andrie tahu, dunia film bukanlah dunianya lalu dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia. 

Menandai setiap peristiwa yang telah dilalui, Andrie gemar menuangkannya dalam bentuk kata-kata mutiara di buku hariannya. Saat salah seorang teman kos mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide membuat kartu ucapan kata-kata mutiara, dengan tujuan selain untuk memotivasi diri sendiri, juga untuk membantu memotivasi orang lain melalui kartu ucapan. Dibantu oleh sang kekasih Haryanti Lenny (sekarang istri), dimulailah bisnis membuat kartu dengan merk HARVEST, yang di kemudian hari, mengukuhkan Andrie sebagai raja kartu ucapan. 

Usahanya semakin berkembang sampai ia kemudian mendirikan AW inspiration preparing dan AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa outlet AW Success Shop yaitu toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi Andrie Wongso menjadi Tokoh Inspirasi Indonesia

Kini ia sudah menjadi spark terkenal - mungkin no.1 di Indonesia. Namanya play on words jadi bertambah panjang dengan dua gelar yang disandangnya, Andrie Wongso, SDTT, TBS. 

Asal tahu saja, SDTT artinya Sekolah Dasar Tidak Tamat, dan TBS adalah Tapi Bisa Sukses.

Andrie Wongso Tokoh Inspirasi Indonesia Yang Sukses Tanpa Ijazah

Wirausaha Kekinian - Di antara inspiration yang terkemuka dewasa ini, Andrie Wongso jadi satu tokoh dengan pengalaman hidup yang penuh inspirasi. Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. 

Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Masa kecil hingga remajanya play on words kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar. 

Di usia 22 tahun, Andrie merantau ke Jakarta. Pekerjaan awalnya sebagai sales representative produk sabun. Sempat juga menjadi pelayan toko.


Jalur nasibnya berubah saat ia melamar sebagai bintang film dan diterima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong, dengan kontrak kerja selama 3 tahun. Tahun 1980, untuk pertama kalinya Andrie ke luar negeri. Setelah melewati 3 tahun merasakan suka dukanya bermain film di Taiwan, Andrie tahu, dunia film bukanlah dunianya lalu dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia. 

Menandai setiap peristiwa yang telah dilalui, Andrie gemar menuangkannya dalam bentuk kata-kata mutiara di buku hariannya. Saat salah seorang teman kos mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide membuat kartu ucapan kata-kata mutiara, dengan tujuan selain untuk memotivasi diri sendiri, juga untuk membantu memotivasi orang lain melalui kartu ucapan. Dibantu oleh sang kekasih Haryanti Lenny (sekarang istri), dimulailah bisnis membuat kartu dengan merk HARVEST, yang di kemudian hari, mengukuhkan Andrie sebagai raja kartu ucapan. 

Usahanya semakin berkembang sampai ia kemudian mendirikan AW inspiration preparing dan AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa outlet AW Success Shop yaitu toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi. 

Kini ia sudah menjadi inspiration terkenal - mungkin no.1 di Indonesia. Namanya play on words jadi bertambah panjang dengan dua gelar yang disandangnya, Tokoh Inspirasi Indonesia Andrie Wongso, SDTT, TBS. 

Asal tahu saja, SDTT artinya Sekolah Dasar Tidak Tamat, dan TBS adalah Tapi Bisa Sukses.

Jatuh Bangun Yasa Singgih Sebagai Profil Wirausaha Sukses

Wirausaha Kekinian - Memiliki prinsip hidup "Never excessively youthful, making it impossible to end up distinctly an extremely rich person!", pria muda kelahiran Bekasi ini memiliki nama lengkap Yasa Paramita Singgih. Keluarganya yang sederhana mengalami masa-masa sulit di dalam keuangan pada saat usianya 15 tahun, Yasa bertekad untuk menjadi seorang anak yang mandiri dan tidak akan menjadi beban bagi keluarganya.


Yasa mulai mencari uang dengan menjadi MC di berbagai acara ulang tahun dan juga musik saat usianya 15 tahun, di saat bersamaan dia juga pernah menekuni bisnis lampu hias secara on the web. Namun bisnis pertamanya ini harus tutup karena tidak ada kiriman barang lagi dari provider. Di usianya yang ke-16, Yasa mulai menekuni bisnis mold, mengalami beberapa kali kegagalan, hingga akhirnya dia berhasil memiliki mark sendiri yang disebut Mens Republic. Namun bisnis tidak selalu berjalan dengan mulus, beberapa kali Yasa juga tertipu dan mengalami kerugian dalam jumlah yang cukup besar, yakni ketika dia berniat untuk membuka bisnis di bidang lainnya. 

Profil Wirausaha Sukses Yasa mampu membiayai kuliahnya sendiri di Universitas Bina Nusantara pada usianya yang ke 18 tahun. Dia juga mulai memberikan sharing mengenai bisnis serta pengembangan diri pada beberapa acara. Hingga saat ini, Yasa banyak menerima penghargaan atas prestasi yang diraihnya.

Profil Yasa Singgih Wirausaha Sukses

Wirausaha Kekinian - Memiliki prinsip hidup "Never excessively youthful, making it impossible to end up distinctly a tycoon!", pria muda kelahiran Bekasi ini memiliki nama lengkap Yasa Paramita Singgih. Keluarganya yang sederhana mengalami masa-masa sulit di dalam keuangan pada saat usianya 15 tahun, Yasa bertekad untuk menjadi seorang anak yang mandiri dan tidak akan menjadi beban bagi keluarganya.


Profil Wirausaha Sukses, Yasa mulai mencari uang dengan menjadi MC di berbagai acara ulang tahun dan juga musik saat usianya 15 tahun, di saat bersamaan dia juga pernah menekuni bisnis lampu hias secara on the web. Namun bisnis pertamanya ini harus tutup karena tidak ada kiriman barang lagi dari provider. Di usianya yang ke-16, Yasa mulai menekuni bisnis design, mengalami beberapa kali kegagalan, hingga akhirnya dia berhasil memiliki mark sendiri yang disebut Mens Republic. Namun bisnis tidak selalu berjalan dengan mulus, beberapa kali Yasa juga tertipu dan mengalami kerugian dalam jumlah yang cukup besar, yakni ketika dia berniat untuk membuka bisnis di bidang lainnya. 

Yasa mampu membiayai kuliahnya sendiri di Universitas Bina Nusantara pada usianya yang ke 18 tahun. Dia juga mulai memberikan sharing mengenai bisnis serta pengembangan diri pada beberapa acara. Hingga saat ini, Yasa banyak menerima penghargaan atas prestasi yang diraihnya.

Pengusaha Markobar Gibran Rakabuming Menjadi Wirausaha Sukses

Wirausaha Kekinian - Saat ini nama Gibran Rakabuming mungkin sudah dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, di luar fakta bahwa ayahnya, Joko Widodo, adalah seorang presiden negara republik Indonesia. Gibran adalah pemilik sebuah bisnis di bidang providing food dan wedding coordinator dengan nama Chili Pari. 

Sebelum menjabat menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI jakarta, dan akhirnya Presiden RI, ayahnya, Joko Widodo merupakan pengusaha mebel. Namun, Gibran memilih untuk merintis usaha sendiri tanpa campur tangan ayahnya. Ia memulai usahanya dengan mengajukan pinjaman ke bank untuk modular. Wirausaha Sukses ini meski sempat ditolak beberapa kali, akhirnya ia mendapatkan persetujuan dari salah satu bank dan dengan modular pinjaman tersebut ia play on words memulai Chili Pari dengan melayani pesanan partai kecil. Berkat kemampuan dan keuletannya sendiri, sekarang Chili Pari sudah banyak menangani arrange besar dengan jumlah tamu hingga ribuan orang dan usaha Gibran play on words semakin berkembang.

Gibran Rakabuming Menjadi Wirausaha Sukses

Wirausaha Kekinian - Saat ini nama Gibran Rakabuming mungkin sudah dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, di luar fakta bahwa ayahnya, Joko Widodo, adalah seorang presiden negara republik Indonesia. Gibran adalah pemilik sebuah bisnis di bidang providing food dan wedding coordinator dengan nama Chili Pari. 

Sebelum menjabat menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI jakarta, dan akhirnya Presiden RI, ayahnya, Joko Widodo merupakan pengusaha mebel. Namun, Wirausaha Sukses Gibran memilih untuk merintis usaha sendiri tanpa campur tangan ayahnya. Ia memulai usahanya dengan mengajukan pinjaman ke bank untuk modular. Meski sempat ditolak beberapa kali, akhirnya ia mendapatkan persetujuan dari salah satu bank dan dengan modular pinjaman tersebut ia play on words memulai Chili Pari dengan melayani pesanan partai kecil. Berkat kemampuan dan keuletannya sendiri, sekarang Chili Pari sudah banyak menangani arrange besar dengan jumlah tamu hingga ribuan orang dan usaha Gibran play on words semakin berkembang.

Vasham Terus Kembangkan Kewirausahaan Sosial

Trend Otomotif – Sulitnya petani jagung mengakses industri yang dapat menyerap hasil panen mereka mendorong PT Vasham Kosa Sejahtera untuk membangun kemitraan dengan para petani tersebut.

President dan Founder Vasham Irvan Kolonas menyampaikan display kemitraan bisnis jagung telah dikembangkannya di Lampung dengan menggunakan konsep wirausaha sosial. Melalui kemitraan ini, petani jagung dapat meningkatkan kualitas produksi mereka.




"Kami melakukan kemitraan petani jagung dari ujung ke ujung, mulai dari memberi akses pada benih, pelatihan, pembiayaan, sampai kepada penjemputan jagung petani dengan segala tingkat kadar air untuk dikeringkan di fasilitas pengeringan jagung [corn dryer] milik Vasham," jelas Irvan di Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Irvan menjelaskan konsep wirausaha sosial ini memadukan konsep bisnis yang dilakukan perusahaan dengan misi sosial, dalam hal ini benefit yang diperoleh akan diinvestasikan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan dampak sosial.

Dia mencatat fasilitas pengering jagung saat ini masih sangat sedikit jumlahnya di Indonesia, padahal fasilitas pasca panen ini sangat penting untuk memastikan bahwa hasil panen jagung rakyat dapat diserap oleh industri pakan ternak. Tanpa fasilitas pengering yang memadai, petani jagung tidak dapat menikmati hasil panennya.

"Pada Februari 2017, bersamaan dengan panen raya jagung di Lampung Selatan, Vasham akan meresmikan fasilitas corn dryer terbesar di Indonesia dengan kapasitas 400 ton for each hari untuk jagung basah dengan kadar air 35 persen," ungkap Irvan.

RANTAI PASOK JAGUNG: Vasham Terus Kembangkan Kewirausahaan Sosial

Wirausaha Kekinian – Sulitnya petani jagung mengakses industri yang dapat menyerap hasil panen mereka mendorong PT Vasham Kosa Sejahtera untuk membangun kemitraan dengan para petani tersebut. 

President dan Founder Vasham Irvan Kolonas menyampaikan show kemitraan bisnis jagung telah dikembangkannya di Lampung dengan menggunakan konsep wirausaha sosial. Melalui kemitraan ini, petani jagung dapat meningkatkan kualitas produksi mereka.


"Kami melakukan kemitraan petani jagung dari ujung ke ujung, mulai dari memberi akses pada benih, pelatihan, pembiayaan, sampai kepada penjemputan jagung petani dengan segala tingkat kadar air untuk dikeringkan di fasilitas pengeringan jagung [corn dryer] milik Vasham," jelas Irvan di Jakarta, Kamis (15/12/2016). 

Irvan menjelaskan onsep wirausaha sosial ini memadukan konsep bisnis yang dilakukan perusahaan dengan misi sosial, dalam hal ini benefit yang diperoleh akan diinvestasikan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan dampak sosial. 

Dia mencatat fasilitas pengering jagung saat ini masih sangat sedikit jumlahnya di Indonesia, padahal fasilitas pasca panen ini sangat penting untuk memastikan bahwa hasil panen jagung rakyat dapat diserap oleh industri pakan ternak. Tanpa fasilitas pengering yang memadai, petani jagung tidak dapat menikmati hasil panennya. 

"Pada Februari 2017, bersamaan dengan panen raya jagung di Lampung Selatan, Vasham akan meresmikan fasilitas corn dryer terbesar di Indonesia dengan kapasitas 400 ton for each hari untuk jagung basah dengan kadar air 35 persen," ungkap Irvan.

Eka Tjipta Widjaja Profil Pengusaha Sukses

Wirausaha Kekinian - Eka Tjipta Widjaja adalah orang Indonesia yang awalnya lahir di Cina. Beliau lahir di Coana Ciu, Fujian, Cina dan mempunyai nama Oei Ek Tjhong. Ia lahir pada tanggal 3 Oktober 1923 dan beliau merupakan pendiri dan pemilik Sinar Mas Group. Ia pindah ke Indonesia saat umurnya masih sangat muda yaitu umur 9 tahun. Tepatnya pada tahun 1932, Eka Tjipta Widjaya yang saat itu masih dipanggil Oei Ek Tjhong akhirnya pindah ke kota Makassar. Di Indonesia, Eka hanya mampu tamat sekolah dasar atau SD. Hal ini dikarenakan kondisi ekonominya yang serba kekurangan. Untuk bisa pindah ke Indonesia saja, ia dan keluarganya harus berhutang ke rentenir dan dengan bunga yang tidak sedikit.


Pendidikan 

Eka Tjipta Widjaja bukanlah seorang sarjana, doktor, maupun gelar-gelar yang lain yang disandang para mahasiswa ketika mereka berhasil menamatkan studi. Namun beliau hanya lulus dari sebuah sekolah dasar di Makassar. Hal ini dikarenakan kehidupannya yang serba kekurangan. Ia harus merelakan pendidikannya demi untuk membantu orang tua dalam menyelesaikan hutangnya ke rentenir. Saat baru pindah ke Makassar, Eka Tjipta Widjaja memang mempunyai hutang kepada seorang rentenir dan setiap bulan dia harus mencicil hutangnya tersebut. 

Keluarga 

Profil Wirausaha Sukses Eka Tjipta Widjaja mempunyai keluarga yang selalu mendukungnya dalam hal bisnis dan kehidupannya. Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Melfie Pirieh Widjaja dan mempunyai 7 orang anak. Anak-anaknya adalah Nanny Widjaja, Lanny Widjaja, Jimmy Widjaja, Fenny Widjaja, Inneke Widjaja, Chenny Widjaja, dan Meilay Widjaja. Eka Tjipta Widjaja dikenal sebagai orang yang banyak mempunyai istri atau poligami. 

Bisnis 

Dalam hal bisnis, Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang yang unggul dalam mengembangkan bisnis yang telah dia rintis. Ini terbukti dengan hasil karyanya dalam membangun bisnis di Indonesia ini. Ia sudah menekuni dunia bisnis sejak dia masih berumur sangat muda yaitu umur 15 tahun. Ia mengawali karir bisnisnya itu hanya dengan bermodalkan sebuah ijasah SD yang dimilikinya. Dia berjualan gula dan biskuit dengan cara membelinya secara grosir kemudian dia jajakan secara eceran dan hal tersebut bisa mendapatkan untung yang lumayan. 

Namun bisnisnya itu tak bertahan lama karena adanya pajak yang besar pada saat itu karena Jepang menjajah Indonesia. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi seorang business visionary seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit. 

Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh. Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga mulai merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan resource mencapai 13 milyar rupiah. Namun setelah beliau kelola, bank tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang dulunya hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis kertas. Hal ini dibuktikan dengan dibelinya PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700 ribu mash for every tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun. Pemilik Sinarmas Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View apartemen yang berada di Roxy, dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di Kuningan.

Eka Tjipta Widjaja Dengan Profil Wirausaha Suksesnya

Wirausaha Kekinian - Eka Tjipta Widjaja adalah orang Indonesia yang awalnya lahir di Cina. Beliau lahir di Coana Ciu, Fujian, Cina dan mempunyai nama Oei Ek Tjhong. Ia lahir pada tanggal 3 Oktober 1923 dan beliau merupakan pendiri dan pemilik Sinar Mas Group. Ia pindah ke Indonesia saat umurnya masih sangat muda yaitu umur 9 tahun. Tepatnya pada tahun 1932, Eka Tjipta Widjaya yang saat itu masih dipanggil Oei Ek Tjhong akhirnya pindah ke kota Makassar. Di Indonesia, Eka hanya mampu tamat sekolah dasar atau SD. Hal ini dikarenakan kondisi ekonominya yang serba kekurangan. Untuk bisa pindah ke Indonesia saja, ia dan keluarganya harus berhutang ke rentenir dan dengan bunga yang tidak sedikit.


Pendidikan 

Profil Wirausaha Sukses Eka Tjipta Widjaja bukanlah seorang sarjana, doktor, maupun gelar-gelar yang lain yang disandang para mahasiswa ketika mereka berhasil menamatkan studi. Namun beliau hanya lulus dari sebuah sekolah dasar di Makassar. Hal ini dikarenakan kehidupannya yang serba kekurangan. Ia harus merelakan pendidikannya demi untuk membantu orang tua dalam menyelesaikan hutangnya ke rentenir. Saat baru pindah ke Makassar, Eka Tjipta Widjaja memang mempunyai hutang kepada seorang rentenir dan setiap bulan dia harus mencicil hutangnya tersebut. 

Keluarga 

Eka Tjipta Widjaja mempunyai keluarga yang selalu mendukungnya dalam hal bisnis dan kehidupannya. Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Melfie Pirieh Widjaja dan mempunyai 7 orang anak. Anak-anaknya adalah Nanny Widjaja, Lanny Widjaja, Jimmy Widjaja, Fenny Widjaja, Inneke Widjaja, Chenny Widjaja, dan Meilay Widjaja. Eka Tjipta Widjaja dikenal sebagai orang yang banyak mempunyai istri atau poligami. 

Bisnis 

Dalam hal bisnis, Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang yang unggul dalam mengembangkan bisnis yang telah dia rintis. Ini terbukti dengan hasil karyanya dalam membangun bisnis di Indonesia ini. Ia sudah menekuni dunia bisnis sejak dia masih berumur sangat muda yaitu umur 15 tahun. Ia mengawali karir bisnisnya itu hanya dengan bermodalkan sebuah ijasah SD yang dimilikinya. Dia berjualan gula dan biskuit dengan cara membelinya secara grosir kemudian dia jajakan secara eceran dan hal tersebut bisa mendapatkan untung yang lumayan. 

Namun bisnisnya itu tak bertahan lama karena adanya pajak yang besar pada saat itu karena Jepang menjajah Indonesia. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi seorang business visionary seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit. 

Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh. Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga mulai merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan resource mencapai 13 milyar rupiah. Namun setelah beliau kelola, bank tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang dulunya hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis kertas. Hal ini dibuktikan dengan dibelinya PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700 ribu mash for every tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun. Pemilik Sinarmas Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View apartemen yang berada di Roxy, dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di Kuningan.

Ricky Elson Mengembangkan Teknologi Mobil Listrik

Wirausaha Kekinian - Dunia teknologi otomotif sudah waktunya untuk berinovasi, ditengah semakin sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak bumi. Terinspirasi pada issue inilah, Ricky Elson, teknokrat kelahiran Padang, Sumatera Barat 11 Juni 1980, berhasil mengembangkan teknologi mobil listrik untuk pertama kalinya di dunia dengan melahirkan Tuxuci, yang disebut – sebut sebagai pelopor mobil listrik nasional. 

Tokoh Inspirasi Indonesia Pria yang menempuh pendidikan teknologinya di Jepang ini, kembali ke Indonesia untuk mewujudkan mimpinya menciptakan teknologi mobil listrik karya anak bangsa. Pada mulanya, menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan, tertarik untuk mendukung niat baiknya dan berhasil menggandeng Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, lembaga penelitian nasional, dan beberapa universitas dan lembaga pemerintahan terkait, untuk membantu percepatan pengembangan mobil listrik Indonesia. Rencananya pada pertengahan tahun 2013, beberapa purwarupa mobil listrik yang diberi nama Selo dan Gendhis akan digunakan pada KTT APEC yang dilaksanakan pada Oktober 2013 di Denpasar, Bali.


Namun sayangnya, karena teknologinya ditolak oleh pemerintah dengan alasan tidak lulus uji emisi (padahal uji emisi hanya berlaku pada bahan bakar minyak atau BBM), proyek yang seharusnya menjadi tonggak sejarah dalam dunia otomotif nasional ini terpaksa berhenti. Hal ini mengundang protes keras dari masyarakat, yang kemudian mendukungnya secara moril. Namun Ricky Elson tidak menyerah, hasil temuannya ini akhirnya berhasil menarik minat salah satu perusahaan otomotif di Malaysia dan bersedia untuk melanjutkan proyek tersebut. Rencananya, mobil listrik buatannya akan diproduksi secara massal melalui perusahaan tersebut. Walaupun tidak untuk proyek mobil nasional, setidaknya kita layak berbangga bahwa anak bangsa Indonesia juga mampu mempelopori teknologi terbaru dalam dunia otomotif.

Pengembang Mobil Listrik Ricky Elson Menginspirasi Banyak Orang


Wirausaha Kekinian - Dunia teknologi otomotif sudah waktunya untuk berinovasi, ditengah semakin sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak bumi. Terinspirasi pada issue inilah, Ricky Elson, teknokrat kelahiran Padang, Sumatera Barat 11 Juni 1980, berhasil mengembangkan teknologi mobil listrik untuk pertama kalinya di dunia dengan melahirkan Tuxuci, yang disebut – sebut sebagai pelopor mobil listrik nasional. 


Tokoh Inspirasi Indonesia Pria yang menempuh pendidikan teknologinya di Jepang ini, kembali ke Indonesia untuk mewujudkan mimpinya menciptakan teknologi mobil listrik karya anak bangsa. Pada mulanya, menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan, tertarik untuk mendukung niat baiknya dan berhasil menggandeng Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, lembaga penelitian nasional, dan beberapa universitas dan lembaga pemerintahan terkait, untuk membantu percepatan pengembangan mobil listrik Indonesia. Rencananya pada pertengahan tahun 2013, beberapa purwarupa mobil listrik yang diberi nama Selo dan Gendhis akan digunakan pada KTT APEC yang dilaksanakan pada Oktober 2013 di Denpasar, Bali.

Namun sayangnya, karena teknologinya ditolak oleh pemerintah dengan alasan tidak lulus uji emisi (padahal uji emisi hanya berlaku pada bahan bakar minyak atau BBM), proyek yang seharusnya menjadi tonggak sejarah dalam dunia otomotif nasional ini terpaksa berhenti. Hal ini mengundang protes keras dari masyarakat, yang kemudian mendukungnya secara moril. Namun Ricky Elson tidak menyerah, hasil temuannya ini akhirnya berhasil menarik minat salah satu perusahaan otomotif di Malaysia dan bersedia untuk melanjutkan proyek tersebut. Rencananya, mobil listrik buatannya akan diproduksi secara massal melalui perusahaan tersebut. Walaupun tidak untuk proyek mobil nasional, setidaknya kita layak berbangga bahwa anak bangsa Indonesia juga mampu mempelopori teknologi terbaru dalam dunia otomotif.

Wirausaha Sukses Berhasil Mengubah Limbah Menjadi Pupuk Berkualitas

Wirausaha Kekinian - Siapa saja bisa berwiraswasta dan menghasilkan usaha yang luar biasa tak hanya untuk diri dan keluarganya, tapi juga berdampak luas bagi lingkungan. 

Di tahun ke-10 penyelenggaraannya, Danamon Social Entrepreneur Awards (DSEA) kembali mengapresiasi para pejuang muda yang peduli untuk menyejahterakan jutaan orang lewat wirausaha yang ditekuninya. 

Melalui 7 tahap seleksi sejak dibuka penjaringan peserta, DSEA 2016 mendapatkan 5 Peraih. Salah satunya Bambang Boedi Cahyono yang sukses menjadi agen 'Pengubah Limbah'. 

Pria kelahiran Lumajang 19 Februari 1976 ini dalam 4 tahun terakhir mengubah limbah dari peternakan sapi jadi bernilai lebih bagi banyak orang.


Selama tinggal di Bandung, Bambang melihat territory Lembang sebagai sentra pertanian sayur dan peternakan sapi yang begitu potensial. Sayangnya, dari ribuan peternak sapi yang bergabung dalam wadah koperasi, kotoran sapi yang dihasilkan terbuang percuma. Malah menimbulkan pencemaran air seperti di Sungai Cikapundung. 

Terdorong rasa peduli pada kualitas hidup masyarakat serta pelestarian lingkungan, Bambang explanation with a multifaceted nuance berinisiatif memanfaatkan teknologi biogas, dengan mengubah kotoran sapi menjadi bahan bakar alternatif. Ia merancang reaktor biogas skala rumah tangga. 

Bambang lalu menjalin kerjasama dengan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Usaha ini articulation with a two sided connotation telah menghasilkan 908 unit reaktor biogas konstruksibata semen cor bagi peternak KPSBU. 

Rupanya ide Bambang tersebut tak hanya membantu para peternak, tapi juga mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Lembang. Profil wirausaha sukses Dari segi ekonomis teknologi ini juga dapat menghasilkan pupuk bagi usaha pertanian sayur, menggantikan pupuk dari kotoran ayam yang selama ini dibeli dari luar Lembang. 

"Ada beberapa kelompok peternak yang sudah memanfaatkan pupuk biogas menggantikan kotoran ayam. Salah satunya, Kelompok Karya Ibu di Kampung Areng, Desa Cibodas, Lembang. Mereka terdiri dari 100 orang ibu rumah tangga pengguna biogas," kata Bambang. 

Dalam kurun 2012-2016, kini terbentuk badan usaha yang menjadi penyedia instalasi reaktor biogas bagi para peternak sapi. Usaha ini juga memberikan garansi untuk unit yang rusak. Agar masyarakat makin berdaya, diberikan juga pelatihan pembangunan reaktor biogas dan pendampingan masyarakat yang rata-rata bekerja sebagai tukang ojek. 

Terdorong rasa peduli pada kualitas hidup masyarakat serta pelestarian lingkungan, Bambang articulation with a two sided connotation berinisiatif memanfaatkan teknologi biogas 

Terdorong rasa peduli pada kualitas hidup masyarakat serta pelestarian lingkungan, Bambang articulation with a two sided connotation berinisiatif memanfaatkan teknologi biogas 

Yang membanggakan ribuan unit peralatan ini juga dikirim ke berbagai penjuru nusantara seperti Sumatera, Kalimatan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan banyak lagi. Omset yang didapat pertahunnya mencapai 4 miliar. 

Menyadari besarnya potensi sumber daya biomassa di Indonesia, Bambang banyak bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan misinya. 

Ia berharap biogas jadi solusi sampah di perkotaan dan berinovasi mengembangkan reaktor biogas dari serat fiber, "Sehingga kalau ada engineer dari luar kota tak perlu survei lagi, tinggal rakit dan pakai," urainya. 

Selain bekerjasama dengan instansi pemerintah, ia juga melatih dan mendampingi lebih dari 1700 unit pembangunan reaktor biogas demonstrate bata semen cor. Permintaan dan kerjasama yang terus berulang ini membuat Bambang terus berinovasi sehingga instalansi yang dibangunnya berumur awet hingga lebih dari 25 tahun. 

"Jumlah instalasi yang kami bangun di Lembang tidak lebih dari 13 persen populasi kotoran sapi peternak KPSBU." 

Komitmen Bambang dan usahanya yang konsisten selain dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat juga terbukti mampu memberi solusi pengelolaan sampah organik di kota Bandung. Ia berhasil memanfaatkan teknologi biogas untuk mengelola lebih dari 2,7 ton kotoran sapi di Lembang. 

Atas kiprahnya tersebut ia different method of expression terpilih menjadi Peraih DSEA 2016. Bambang telah menunjukkan kontribusi mengagumkan dengan cara memberdayakan masyarakat sekitarnya sehingga meningkatkan taraf hidup dirinya sendiri dan lingkungannya.

Wirausaha Sukses Bapak Bambang Yang Bisa Menggunakan Biogas Penuh Manfaat

Wirausaha Kekinian - Siapa saja bisa berwiraswasta dan menghasilkan usaha yang luar biasa tak hanya untuk diri dan keluarganya, tapi juga berdampak luas bagi lingkungan. 

Di tahun ke-10 penyelenggaraannya, Danamon Social Entrepreneur Awards (DSEA) kembali mengapresiasi para pejuang muda yang peduli untuk menyejahterakan jutaan orang lewat wirausaha yang ditekuninya. 

Melalui 7 tahap seleksi sejak dibuka penjaringan peserta, DSEA 2016 mendapatkan 5 Peraih. Salah satunya Bambang Boedi Cahyono yang sukses menjadi agen 'Pengubah Limbah'.


Pria kelahiran Lumajang 19 Februari 1976 ini dalam 4 tahun terakhir mengubah limbah dari peternakan sapi jadi bernilai lebih bagi banyak orang. 

Selama tinggal di Bandung, Bambang melihat territory Lembang sebagai sentra pertanian sayur dan peternakan sapi yang begitu potensial. Sayangnya, dari ribuan peternak sapi yang bergabung dalam wadah koperasi, kotoran sapi yang dihasilkan terbuang percuma. Malah menimbulkan pencemaran air seperti di Sungai Cikapundung. 

Terdorong rasa peduli pada kualitas hidup masyarakat serta pelestarian lingkungan, Bambang explanation with a two sided connotation berinisiatif memanfaatkan teknologi biogas, dengan mengubah kotoran sapi menjadi bahan bakar alternatif. Ia merancang reaktor biogas skala rumah tangga. 

Bambang lalu menjalin kerjasama dengan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Usaha ini explanation with a two sided connotation telah menghasilkan 908 unit reaktor biogas konstruksibata semen cor bagi peternak KPSBU. 

Rupanya ide Bambang tersebut tak hanya membantu para peternak, tapi juga mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Lembang. Profil wirausaha sukses Dari segi ekonomis teknologi ini juga dapat menghasilkan pupuk bagi usaha pertanian sayur, menggantikan pupuk dari kotoran ayam yang selama ini dibeli dari luar Lembang. 

"Ada beberapa kelompok peternak yang sudah memanfaatkan pupuk biogas menggantikan kotoran ayam. Salah satunya, Kelompok Karya Ibu di Kampung Areng, Desa Cibodas, Lembang. Mereka terdiri dari 100 orang ibu rumah tangga pengguna biogas," kata Bambang. 

Dalam kurun 2012-2016, kini terbentuk badan usaha yang menjadi penyedia instalasi reaktor biogas bagi para peternak sapi. Usaha ini juga memberikan garansi untuk unit yang rusak. Agar masyarakat makin berdaya, diberikan juga pelatihan pembangunan reaktor biogas dan pendampingan masyarakat yang rata-rata bekerja sebagai tukang ojek. 

Terdorong rasa peduli pada kualitas hidup masyarakat serta pelestarian lingkungan, Bambang articulation with a multifaceted nuance berinisiatif memanfaatkan teknologi biogas 

Terdorong rasa peduli pada kualitas hidup masyarakat serta pelestarian lingkungan, Bambang articulation with a multifaceted nuance berinisiatif memanfaatkan teknologi biogas 

Yang membanggakan ribuan unit peralatan ini juga dikirim ke berbagai penjuru nusantara seperti Sumatera, Kalimatan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan banyak lagi. Omset yang didapat pertahunnya mencapai 4 miliar. 

Menyadari besarnya potensi sumber daya biomassa di Indonesia, Bambang banyak bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan misinya. 

Ia berharap biogas jadi solusi sampah di perkotaan dan berinovasi mengembangkan reaktor biogas dari serat fiber, "Sehingga kalau ada engineer dari luar kota tak perlu survei lagi, tinggal rakit dan pakai," urainya. 

Selain bekerjasama dengan instansi pemerintah, ia juga melatih dan mendampingi lebih dari 1700 unit pembangunan reaktor biogas demonstrate bata semen cor. Permintaan dan kerjasama yang terus berulang ini membuat Bambang terus berinovasi sehingga instalansi yang dibangunnya berumur awet hingga lebih dari 25 tahun. 

"Jumlah instalasi yang kami bangun di Lembang tidak lebih dari 13 persen populasi kotoran sapi peternak KPSBU." 

Komitmen Bambang dan usahanya yang konsisten selain dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat juga terbukti mampu memberi solusi pengelolaan sampah organik di kota Bandung. Ia berhasil memanfaatkan teknologi biogas untuk mengelola lebih dari 2,7 ton kotoran sapi di Lembang. 

Atas kiprahnya tersebut ia different method of expression terpilih menjadi Peraih DSEA 2016. Bambang telah menunjukkan kontribusi mengagumkan dengan cara memberdayakan masyarakat sekitarnya sehingga meningkatkan taraf hidup dirinya sendiri dan lingkungannya.

Pemerintah Memberi Perhatian Lebih Kepada Wirausaha Sosial

Wirausaha Kekinian - Wirausahawan atau business visionary, sejatinya adalah orang-orang kreatif dan berbakat yang melakukan suatu aktivitas bisnis dan menciptakan, memroduksi, serta memasarkan berbagai produk dari perusahaannya itu. Aktivitas wirausaha atau kewirusahaan, terutama kewirausahaan sosial kini dipandang sangat penting untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat banyak. 

"Kewirausahaan kini sangatlah penting dan bahkan sama pentingnya dengan teknologi, infrastruktur, dalam pengembangan ekonomi untuk mensejahterakan masyarakat," ujar Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, dalam acara penyerahan penghargaan "Kusala Swadaya 2013" di Gedung Langen Palikrama, PT Pegadaian, Jakarta, Kamis (10/10/2013). 


Menurut Bayu, ada lima jenis kewirausahaan. Pertama, kewirausahaan individual. Kewirausahaan ini lebih kepada usaha yang dibangun oleh individu untuk tujuan diri sendiri. "Kita membangun kemampuan kewirausahaan, shriveling tidak untuk diri sendiri. Lalu kemudian juga memperhatikan aspek lainnya, seperti lingkungan sekitar," terang Bayu. 

Kedua, kewirausahaan swasta atau kapital. "Ini jenis kewirausahaan yang shriveling sering kita lihat dan kita dengar," tegasnya. Bayu menjelaskan, kewirausahaan ini lebih kepada upaya memberdayagunakan particular kemudian mengembangkannya untuk memperoleh keuntungan. 

Selanjutnya, ketiga, adalah kewirausahaan kolektif/koperatif (kelompok). "Kelompok kecil-kecil berkumpul lalu bekerja sama untuk kemudian mencoba mengembangkan bisnis atau kegiatannya. Ini beda dengan kewirausahaan kapital, kewirausahaan kolektif lebih menitikberatkan kepada kekuatan kolektifnya." 

Keempat, kewirausahaan publik, ini lebih kepada pejabat pemerintah. "Jadi pejabat pemerintah sudah harus punya endeavor dan punya pemahaman tentang kewirausahaan," tegas Bayu. Sehingga dengan demikian, lanjut Wamendag, kebijakan-kebijakan yang dibuatnya bisa sesuai dan mencapai target dari kewirausahaan tersebut. 

Kelimaadalah, kewirausahaan sosial. Menurut Pakar Wirausaha Sosial, Bambang Ismawan, social businessman merupakan pembangunan sosial dan berkelanjutan dengan solusi kewirausahaan. Pembangunan sosial adalah upaya pembangunan yang mencakup aspek penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan integrasi sosial. 

Bayu mengungkapkan, kewirausahaan sosial berbeda dengan jenis kewirausahaan lainnya. Kewirausahaan sosial tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan keuntungan semata, namun juga dapat memperhatikan orang lain, juga lingkungan sekitarnya. 

"Ini beda dengan kewirausahaan lainnya. Jadi dia bekerja mengembangkan usaha dan jasa yang tujuannya adalah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk banyak-banyak orang," imbuh Bayu. 

"Ini yang memedakan kewirausahaan sosial dengan lainnya," tegas Bayu lagi. 

Dalam ksempatan tersebut, Bayu juga mengapresiasi Bina Swadaya, sebuah lembaga kewirausahaan sosial (social business endeavor association) yang telah konsen memperhatikan pengembangan para wirausaha sosial tersebut dengan memberikan apresiasi Kusala Swadaya 2013. "Ini sebuah langkah yang sangat positif. Saya dan Kementerian Perdagangan sangat mendukung penuh hal-hal semacam ini," katanya. 

Kata dia, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk fasilitasi tumbuhnya pengusaha-pengusaha lokal di seluruh Indonesia. Selanjutnya, produk-produk yang dihasilkan juga sangat unik dan sangat berpotensi untuk dikembangkan. 

"Pada waktunya akan bisa menjadi sumber daya saing produk kita ke depan. Saya pikir, langkah semacam ini sesuatu yang sangat positif dan harus kita kembangkan," ucapnya. 

Bayu tak menampik, jika perhatian pemerintah memang masih sangat minim, terutama terhadap wirausahawan sosial. "Terus terang memang masih sangat terbatas. Biasanya lebih kepada mereka yang sudah jadi atau yang sudah berkembang, seperti melalui pameran produk dalam negeri," terang Bayu. 

"Kewirausahawan sosial ini memang lebih hulu lagi. Dan sebagian dari mereka memang belum jadi pengusaha. Sifatnya masih structures pemberdayaan. Tapi kalau kita tidak memulai membangun kewirausahaan, maka kita tidak akan dapat lagi yang besarnya, atau bahkan yang sudah jadi atau yang sudah ekspor," sambung Bayu

Perhatian Pemerintah Kepada Wirausaha Sosial

Wirausaha Kekinian - Wirausahawan atau business visionary, sejatinya adalah orang-orang kreatif dan berbakat yang melakukan suatu aktivitas bisnis dan menciptakan, memroduksi, serta memasarkan berbagai produk dari perusahaannya itu. Aktivitas wirausaha atau kewirusahaan, terutama kewirausahaan sosial kini dipandang sangat penting untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat banyak. 

"Kewirausahaan kini sangatlah penting dan bahkan sama pentingnya dengan teknologi, infrastruktur, dalam pengembangan ekonomi untuk mensejahterakan masyarakat," ujar Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, dalam acara penyerahan penghargaan "Kusala Swadaya 2013" di Gedung Langen Palikrama, PT Pegadaian, Jakarta, Kamis (10/10/2013).


Lantas apa yang dimaksud dengan kewirausahaan sosial (social agent)? 

Menurut Bayu, ada lima jenis kewirausahaan. Pertama, kewirausahaan individual. Kewirausahaan ini lebih kepada usaha yang dibangun oleh individu untuk tujuan diri sendiri. "Kita membangun kemampuan kewirausahaan, shrinking tidak untuk diri sendiri. Lalu kemudian juga memperhatikan aspek lainnya, seperti lingkungan sekitar," terang Bayu. 

Kedua, kewirausahaan swasta atau kapital. "Ini jenis kewirausahaan yang shrinking sering kita lihat dan kita dengar," tegasnya. Bayu menjelaskan, kewirausahaan ini lebih kepada upaya memberdayagunakan measured kemudian mengembangkannya untuk memperoleh keuntungan. 

Selanjutnya, ketiga, adalah kewirausahaan kolektif/koperatif (kelompok). "Kelompok kecil-kecil berkumpul lalu bekerja sama untuk kemudian mencoba mengembangkan bisnis atau kegiatannya. Ini beda dengan kewirausahaan kapital, kewirausahaan kolektif lebih menitikberatkan kepada kekuatan kolektifnya." 

Keempat, kewirausahaan publik, ini lebih kepada pejabat pemerintah. "Jadi pejabat pemerintah sudah harus punya undertaking dan punya pemahaman tentang kewirausahaan," tegas Bayu. Sehingga dengan demikian, lanjut Wamendag, kebijakan-kebijakan yang dibuatnya bisa sesuai dan mencapai target dari kewirausahaan tersebut. 

Kelimaadalah, kewirausahaan sosial. Menurut Pakar Wirausaha Sosial, Bambang Ismawan, social agent merupakan pembangunan sosial dan berkelanjutan dengan solusi kewirausahaan. Pembangunan sosial adalah upaya pembangunan yang mencakup aspek penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan integrasi sosial. 

Bayu mengungkapkan, kewirausahaan sosial berbeda dengan jenis kewirausahaan lainnya. Kewirausahaan sosial tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan keuntungan semata, namun juga dapat memperhatikan orang lain, juga lingkungan sekitarnya. 

"Ini beda dengan kewirausahaan lainnya. Jadi dia bekerja mengembangkan usaha dan jasa yang tujuannya adalah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk banyak-banyak orang," imbuh Bayu. 

"Ini yang memedakan kewirausahaan sosial dengan lainnya," tegas Bayu lagi. 

Dalam ksempatan tersebut, Bayu juga mengapresiasi Bina Swadaya, sebuah lembaga kewirausahaan sosial (social business venture association) yang telah konsen memperhatikan pengembangan para wirausaha sosial tersebut dengan memberikan apresiasi Kusala Swadaya 2013. "Ini sebuah langkah yang sangat positif. Saya dan Kementerian Perdagangan sangat mendukung penuh hal-hal semacam ini," katanya. 

Kata dia, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk fasilitasi tumbuhnya pengusaha-pengusaha lokal di seluruh Indonesia. Selanjutnya, produk-produk yang dihasilkan juga sangat unik dan sangat berpotensi untuk dikembangkan. 

"Pada waktunya akan bisa menjadi sumber daya saing produk kita ke depan. Saya pikir, langkah semacam ini sesuatu yang sangat positif dan harus kita kembangkan," ucapnya. 

Bayu tak menampik, jika perhatian pemerintah memang masih sangat minim, terutama terhadap wirausahawan sosial. "Terus terang memang masih sangat terbatas. Biasanya lebih kepada mereka yang sudah jadi atau yang sudah berkembang, seperti melalui pameran produk dalam negeri," terang Bayu. 

"Kewirausahawan sosial ini memang lebih hulu lagi. Dan sebagian dari mereka memang belum jadi pengusaha. Sifatnya masih sytheses pemberdayaan. Tapi kalau kita tidak memulai membangun kewirausahaan, maka kita tidak akan dapat lagi yang besarnya, atau bahkan yang sudah jadi atau yang sudah ekspor," sambung Bayu